Asuhan Keperawatan Pada Glaukoma

Selasa, 31 Januari 2012

Asuhan Keperawatan Atresia ani + rectovaginal fistel

Created By : Erwin Saputra
  1.1  Konsep dasar medis
1.1.1        Definisi
      Imperforaten ani + rectovaginal fistel adalah menyatunya saluran anus pada alat kelamin (vagina) ini terjadi karena kelainan bawaan, bias yang bersatu dengan saluran vagina atau tidak menyatu tetapi pada dasarnya penyakit ini di sebut atresia ani. (sumber Purwanto. 2001 RSCM) diunduh 27 juni 2011.
      Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum. (sumber Purwanto. 2001 RSCM) diunduh 27 juni 2011.
      Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
      “asuhan keperawatan ini difokuskan pada diagnose medis post of colostomy”  maka pada pembahasan berikutnya akan di bahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose medis post of colostomy.


1.1.2        Etiologi
                        Colostomy dilakukan karena tidak adanya lubang anus atau            pasien yang di diagnose dengan atresia ani (bagi bayi dan anak-anak).          Pada    orang dewasa, pembuatan colostomy di sebabkan karena         keadaan patologis.

1.1.3        Patofisiologi
Atresia ani & keadaan patologis
Tidak adanya saluran untuk feses keluar dari tubuh
Terjadi gangguan pada proses eliminasi
Feses menumpuk dan terjadinya distensi abdomen
Dilakukannya tindakan operasi pembuatan anus buatan (colostomy)
Post of colostomy

1.1.4        Manifestasi klinis
            Nyeri akut pada abdomen

1.1.5        Komplikasi
·         Prolaps, merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.
·         Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan
·         Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.
·         lritasi Kulit. Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.
·         Diare. Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya normal.
·         Stenosis Stoma Kontraktur lumen  terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase normal feses.
·         Pendarahan Stoma
·         Eviserasi. Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah
·         lnfeksi luka operasi
·         Sepsis dan kematian. Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.

1.1.6        Perawatan colostomy
      Persiapan alat:
·         Sarung tangan
·         Handuk mandi
·         Air hangat
·         Sabun mandi
·         Tissue
·         Kantong colostomy
·         Bengkok/plastik keresek untuk tempat sampah
·         Kassa
·         Vaselin
·         Spidol
·         Plastik untuk guide size (mengukur stoma)
·         Gunting
      Pelaksanaan
·         Dekatkan alat-alat ke klien
·         Pasang selimut mandi
·         Dekatkan bengkok ke dekat klien
·         Pasang sarung tangan
·         Buka kantung lama
·         Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun atau air hangat
·         Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
·         Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces yang keluar lagi tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
·         Ukur stoma dengan guide size untuk memilih kantung stoma yang sesuai
·         Pasang kantong stoma
·         Pastikan kantong stoma merekat dengan baik dan tidak bocor
·         Buka sarung tangan
·         Bereskan alat-alat
·         Cuci tangan
            (taken From MATkul KMB – AAB BAndung) diunduh 27 juni 2011


1.2  Konsep dasar keperawatan
2.2.1        Pengkajian
                        Keadaan stoma :
                  Warna stoma (normal warna kemerahan)
                  Tanda2 perdarahan (perdarahan luka operasi)
                  Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese)
                  Posisi stoma
                        Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
                  Konsistensi, bau, warna feces
                  Apakah ada konstipasi / diare
                  Apakah feces tertampung dengan baik
                  Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri
                        Apakah ada gangguan rasa nyeri :
                  Keluhan nyeri ada/tidak
                  Hal-hal yang menyebabkan nyeri
                  Kualitas nyeri
                  Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang)
                  Apakah pasien gelisah atau tidak
                        Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
                  Tidur nyenyak/tidak
                  Apakah stoma mengganggu tidur/tidak
                  Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur
                  Adakah faktor psikologis mempersulit tidur
1.3  Asuhan keperawatan
Diagnose keperawatan yang mungkin mucul
·         Potensial terjadinya gangguan eliminasi tinja (konstipasi atau diare b/d kemungkinan diet yang tidak balans yang ditandai, dengan ….
·         Gangguan rasa nyaman nyeri b/d gangguan mekans kulit akibat tindakan operasi, ditandai dengan ….
·         Gangguan rasa nyaman b/d BAB yang tidak terkontrol, yang ditandai dengan ….
·         Gangguan istirahat dan tidur b/d adanya rasa takut pada keadaan stoma, ditandai dengan ….
·         Potensial gangguan nutrisi b/d ketidaktahuan terhadap kebutuhan makanan
·         Gangguan konsep diri (gambaran diri, peran) b/d belum dapat beradaptasi dengan stoma dan perubahan anatomis, yang ditandai dengan ….
·         Potensial ggn integritas kulit b/d terkontaminasinya kulit dengan feces, ditandai dengan ….
·         Disfungsi seksualitas b/d perubahan struktur tubuh, yang ditandai dengan ….
·         Potensial terjadinya infeksi b/d adanya kontaminasi luka dengan feces, yang ditandai dengan ….
·         Cemas b/d takut terisolasi dari orang lain ….
·         Keterbatasan aktifitas b/d klien merasa takut untuk melakukan aktifitas karena stoma.

Tujuan dan Intervensi
Agar pasien dapat BAB dengan teratur :
·         Hindari makan makanan berefek laksatif
·         Hindari makan makanan yang menyebabkan konstipasi (makanan yang keras)
·         Kolaborasi dengan ahli gizi masalah menu makanan
·         Kontrol makanan yang dibawa dari rumah
·         Berikan minum yang cukup (2-3 1t/hari)
·         Pola makan yang teratur (3 kali sehari)

Agar rasa nyeri dapat berkurang :
·         Catat pemberian medikasi pada saat intra operatif
·         Evaluasi rasa nyeri dan karakteristiknya
·         Beri pengertian pada klien agar rasa nyeri diterima sebagai suatu yang wajar dlm batas tertentu
·         Berikan analgetik sebagai tindakan kolaborasi

Agar klien dapat tidur/istirahat yang cukup :
·         Jelaskan, stoma tidak akan terbuka pada saat tidur
·         Amati faktor lingkungan yang mempersulit tidur
·         Amati faktor psikologis yang mempersulit tidur

Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi :
·         Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menu makanan
·         Berikan gizi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
·         Berikan motivasi agar tidak merasa takut menghabiskan makanannya

Agar tidak terjadi gangguan konsep diri :
·         Berikan dorongan semangat yang membesarkan hati
·         Hindari sikap asing pada keadaan penyakit pasien
·         Arahkan agar klien mampu merawat diri sendiri
·         Beri penjelasan agar klien dapat menerima keadaan dan beradaptasi terhadap stomanya
·         Hindarkan perilaku yang membuat pasien tersinggung (marah, jijik, dll)

Agar kebutuhan seksualitas dapat terpenuhi :
·         Beri penjelasan bahwa klien boleh melakukan hubungan seksual dengan wajar

Agar tidak terjadi gangguan integritas kulit :
·         Lakukan teknik perawatan baik (bersih)
·         Lindungi kulit dengan pelindung kulit (vaselin / skin barier) disekitar stoma
·         Letakan alas (kasa) yang dapat menyerap aliran feces

Untuk menghindari infeksi sekunder :
·         Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada stoma
·         Ajarkan klien tentang personal hygiene dan perawatan stoma

Untuk menghindari rasa cemas :
·         Berikan keyakinan bahwa klten mampu beradaptasi dengan lingkungan (masyarakat)

Agar klien tidak takut melakukan aktifitas
·         Berikan penjelasan masalah aktifitas yang tidak boleh dilakukan (olah raga sepak bola, lari)
·         Bila akan melakukan aktifitas kantong stoma diberi penyangga (ikat pinggang)

Evaluasi
·         Kebersihan stoma dan sekitarnya terjaga dengan baik :
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit
Stoma tidak mengalami penurunan
·         Klien dapat BAB dengan teratur dan lancar :
Frekuensi BAB teratur (1-2 kali sehari)
Pola BAB teratur
Tidak ada diare/konstipasi
·         Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :
KIien dapat tidur tenang (6-8 jam sehari)
Tidak ada faktor lingkungan dan psikologis yang mempersulit tidur
Klien kelihatan segar (tidak mengantuk)
·         Rasa nyeri dapat diantisipasi oleh klien sendiri
a.Tidak ada keluhan rasa nyeri
b. Wajah tampak ceria
·         Nutrisi dapat terpenuhi
Klien mau menghabiskan makanan yang diberikan
Tidak ada penyulit makan
BB seimbang
·         Tidak terjadi gangguan integritas kulit :
Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit (lecet)
·         Kebutuhan seksual terpenuhi
Isteri/Suami mau mengerti keadaan klien
·         lnfeksi tidak terjadi
Tidak ada tanda-tanda infeksi (rnerah, nyeri,
bengkak, panas)
·         Klien tidak cemas :
Klien terlihat tenang dan memahami keadaanya
·         Aktifitas klien tidak terganggu
Klien dapat melakukan aktifitas yang dianjurkan

Macam-macam Jenis Menjahit Luka

Created By : Erwin Saputra
1.Jahitan Simpul Tunggal
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.
Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.
- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat.
3. Jahitan Matras Vertikal
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

4. Jahitan Matras Modifikasi
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.
5. Jahitan Jelujur sederhana
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
6. Jahitan Jelujur Feston
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.
7. Jahitan Jelujur horizontal
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.
8. Jahitan Simpul Intrakutan
Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.
9. Jahitan Jelujur Intrakutan
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik.

Terapi Medis gangguan syaraf,, (cangkupan kecil)

Created By : Erwin Saputra

Diazepam atau biasanya dikenal dengan Valium merupakan sebuah turunan narkoba. Diazepam disebutkan termasuk dalam golongan psikotropika, nama dagangnya antara lain valium. Indikasinya sebagai obat anti cemas, sedatif-hipnotic, dan obat anti kejang. Efek sampingnya, pada pemakaian kronik dapat menimbulkan ketergantungan jiwa dan raga, menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi dan reaksi.
Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral :
Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlu dapat dinaikkan menjadi 15-30 mg sehari dalam dosis terbagi; Lansia (atau yang sudah tidak mampu melakukan aktivitas) setengah dosis dewasa Insomsia yang disertai ansietas, 5-15 mg sebelum tidur. Anak-anak, night teror dan somnambulisme, 1-5 mg sebelum tidur. Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit)untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut,penghentian alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.
Catatan : Rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin diberikan.
Farmakologi
        Tempat yang pasti dan mekanisme kerja benzodiazepin belum diketahui pasti, tapi efek obat disebabkan oleh penghambatan neurotransmiter GABA. Obat ini bekerja pada limbik, talamus, hipotalamus pada sistie saraf pusat dan menghasilkan efek ansiolitik, sedatif, hipnotik, relaksan otot skelet dan antikonvulsan. Benzodiazepin dapat menghasilkan berbagai tingkat depresi SSP- mulai sedasi ringan sampai hipnosis hingga koma. (AHFS.p.2402)
Stabilitas Penyimpanan
        Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. (FI.IV) Lindungi sediaan parenteral dari cahaya; khasiat obat bertahan sampai 3 bulan bila disimpan dalam suhu kamar; stabil pada pH 4-8, terjadi hidrolisis pada pH <3; jangan campur sediaan i.v dengan obat lain. (Lexy-Comp. p.462)
Kontraindikasi
        Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi. (IONI)
Efek Samping
         Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut. (AHFS p.2389-2392)


Ambroxol 30 mg
Direkomendasikan oleh 6 pembaca. Beri rekomendasi: Ambroxol 30 mg
Indikasi:
Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma bronkial.
kontraIndikasi:Hipersensitif terhadap ambroksol.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg.

Dosis:
Dewasa: sehari 3 kali 1 tablet.
Anak-anak 5 - 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet.
Anak-anak 2 - 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg
Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg

Dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama.

Harus diminum sesudah makan.

Efek Samping:
Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik.
Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa pasien. Reaksi alergi.

Interaksi Obat:
Kombinasi ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan, terutama yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk sindroma bronkitis (glikosida jantung, kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik dan antibiotik).

Perhatian:
Pemakaian pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan.
Pemakaian selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pasti.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah suku 30 derajat Celcius) dan tempat kering, terlindung dari cahaya.

Salbutamol 2mg

March 9th, 2010, No Comments »
Kandungan salbutamol sulfat.  Indikasi asma bronkhial, bronkhitis kronis, empisema.  Kontra indikasi tirotoksikosis, hipertiroid, hipersensitif terhadap salbutamol atau simpatomimetik lainnya, propelan aerosol, pengguna beta bloker.  Perhatian hipertiroidisme, penyakit jantung dan pembuluh darah, aneurisma, diabetes melitus, glaukoma sudut tertutup. Pasien yang menggunakan antihipertensi atau anestesi halogen.  Efek samping gemetar, takhikardia. Indeks keamanan pada wanita hamil penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal…

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Halusinasi Pendengaran

Created By : Erwin Saputra
LANDASAN TEORITIS
A.     KONSEP DASAR
1.      Defenisi Halusinasi
         Halusinasi adalah  suatu persepsi yang salah oleh panca indra tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (cook dan tontain, esentialis of mental health nursing, 2001).
         Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal atau eksternal) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih-lebihan, disertai atau kelainan berespon terhadap stimulus. (merry c. thousand, alih bahasa novy Helena c. daulina 1990, hal : 156).

2.       Klasifikasi Halusinasi
         Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karateristik tertentu, diantaranya:
  1. Halusinasi pendengaran:
         karateristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara-suara orang biasanya klien mendengar suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang di pikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

  1. Halusinasi penglihatan
         Kerateristik dengan adanya stimulus penglihatan dengan bentuk pancaran cahaya, gambaran geometric, gambaran kartun dan atau panaroma yang luas dan kompleks, penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
  1. Halusinasi penghidu
         Kerateristik ditandai dengan adanya bau busuk amis dan bau yang menjijikan seperti Darah, urine, atau feses kadang-kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan sebagainya.
  1. Halusinasi perbal
         Kerateristik ditandai dengan ada rasa sakit atau tidak enak tampa stimulus yang terlihat contoh mrasakan sensasi listerik dating dari tanah, benda mati atau orang lain.
  1. Halusinasi pengecap
         Kerateristik di tandai dengan merasakan sakit sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan.
  1. Halusinasi sensorik
         Kerateristik di tandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan di cerna atau pembentukan urine.

3.      Faktor-faktor yang dapat menyebabkan halusinasi
a.Faktor predisposisi
  • Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak,susunan syaraf-syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gangguan yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar bicara,daya ingat dan muncul prilaku menarik diri.
  • Psicologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis klien,sikap atau keadan yang mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah: penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
  • Sosial budaya
Kondisi social budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosbud ( perang, kerusuhan, bencana alam ) dan kehidupan yang terisolasi dan disertai stress.
b. Faktor presipitasi
         Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya humbungan yang bermusuhan,tekanan,isolasi,peraasanan tidak berguna,putus asa dan tidak berdaya.
4.      Penatalaksanaan Medis Pada Halusinasi
         Penatalaksanaan klien skizofrenial adalah dengan pemberian obot-obatan dan tindakan lain yaitu:
  1. psikofarmakologi
Obat-obatan yang lazim digunsksn ada gejala halusinasi pendengatan yang merupaakan gejala fisikosis pada klien skizofrenial adalah obat-obatan anti fsikosis. adapun kelompok umum yang di gunakan adalah:
Klas Kimia
Nama Genetic (Danger)
Dosis Harian
Fenotiazin
Asetofenazin (Tidal)
Klpromazin (Tolazine)
Flufenazin (Prolixin-Permiti)
Mesoridazin (Serentil)
Perpenazin (Trilapon)
Proklorperazin
(kompazin)
Tiodazine (mellaril)
Trifluoferazin (stelazine)
Trifluoperazine (vesprin)
60-120 mg
30-800 mg
1-40 mg
30-400 mg
12-64 mg
15-150 mg
40-1200 mg
150- 800 mg
2-40 mg
60-150 mg
Tioksanten
Kloprofiksen (tarctan)
Titiksen (navane)
75-600 mg
8-30 mg
Butirofenon
Haloperidol (haldol)
1-100 mg
Dibenzondiazepin
Klozapin (klorazil)
300-900 mg
Dibendokasazepin
Loksapin (lokitane)
20-150 mg
Dihidroindolon
Morindone (moban)
15-225 mg
Table 2.1, terapi obat-obatan pada gangguang halusinasi

  1. Terapi kjang listrik/ elektro compulsive terapy (ECT)
  2. Teravi aktivitas kelompok ( TAK ).


B.      ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.      Faktor predisposisi
1)      Teori Biologis
-          Penelitian-penelitian dikemukakan oleh Heston 1997, Gesman 1970 telah mengidentifikasikan bahwa factor-faktor genetic yang pasti mungkin terlihat dalam perkembangan suatu kelainan psikologis tampak pada individu yang berada pada resiko tinggi terhadap kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengankalainan yang sama.
-          Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataan merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipotalamus sel-sel pyramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia, tetapi sel-sel tersebut dalam otak orang-orang yang tidak mengalami skizofrenia tampak terrsusun rapi (Scheibel, 1991).
-          Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamine neurotransmitter, yang diperkirakan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dan pemecahan asosiasi-asosiasi yang umum diobservasi pada psikois (Hollandswerth, 1990).
2)      Teori Psikososial
-          Teori system keluarga. Dikemukakan oleh Bowen, 1978
Mengembangkan perkembangan skizofrenia pada suatu perkembangan disfungsi keluarga, kunflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini pada anak akan menghasilkan kelas yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua, dan anak-anak harus meninggalkan ketergantungan totalnya pada orang tua dan masuk pada masa dewasa dimana anak ini tidak akan dapat memenuhi ptugas perkembangan masa dewasanya.
-          Teori Interpersonal. Dikemukakan oleh Sullivan, 1952
Menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan suatu hubungan orang tua, anak yang penuh ansietas tinggi. Anak menerima pesan-pesan  yang membigungkan dan penuh konflik dari orang tua dan  tidak mampu membentuk rasa ppercaya pada orang lain. Bila tingkat ansietas tinggi dipertahankan maka konsep anak akan mengalami ambivalen, merupakan suatu kemunduran dalam psikosis memberikan tanda-tanda ansietas dan rasa tidak aman suatu hubunga yang intim atau akrab
-          Teori Psikodinamik. Dikemukakan oleh Hartman 1964
Menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah, perkembangan yang menghambat oleh suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua dan anak karena ego menjadi lemah. Penggunaan mekanisme pertahankan ego pada waktu ansietas yang ekstrim menjadi sesuatu yang adaptif dam prilakunya seringkali merupakan penampilan dari segmen individu dalam kepribadian.

b.      Presipitas atau Faktor Pencetus
1.      Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologik yang mal adaptif termasuk :
-          Gangguan dalan peraturan umpan balik otak yang megatur proses informasi
-          Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidak mempuan untuk menanggapi rangsangan. (Stuart gail Wiscar, hal 310).
2.      Perilaku
Bibir komat-kamit, tertawa sendiri, bicara sendiri, kepala mengangguk-angguk seperti mendengan sesuatu, tiba-tiba menutup telinga, gelisah, bergerak seperti mengambil sesuatu, tiba-tiba marah dan menyerang, duduk terpaku atau memandang suatu arah, menari sendiri.
3.      Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik termasuk :
-          Regrei berhugungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, hanya memiliki sedikit energy yang tertinggal untuk hidup sehari-hari.
-          proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi
-          menarik diri. (Stuart Gail Wizcarz. Hal 312).


2.   Diagnosa Keperawatan
         Pada proses keperawatan jiwa dijelaskan bahwa sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah. Agar penentuan pohon masalan dapat dipahami dengan jelas, penting untuk diperhatika tiga komponen  yang terdapat pada pohon masalah, yaitu : penyyebab (cause), masalah utama (core problem) dan effet (akibat).
         Masalah utama adalah prioritas masalah klien dan beberapa masalah yang dimiliki  oleh klien umumnya masalah uutama berkaitan erat dengan alas an masuk atau keluha utama.
         Penebab adala salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan penyebab masalah utama. Masalah ini pula dapat disebabkan oleh salah satu masalah yang lain, deikian seterusnya.
         Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek atau akibat dari masalah utama. Efek ini dapat pula menyebabkan efek lain.
         Diagnose keperawatan pada klien dengan perubahan sensori persepsi halusinasi adalah :
1.      perubahan persepri sensori halusnasi
2.      isolasi social menarik diri
3.      resiko tinggi kekerasan
4.      gangguan pola tidur
5.      kurang perawatan diri
6.      koping keluarga inefektif
3.  Perencanaan dan implementasi (strategi pertemuan)
STRATEGI PERTEMUAN DENGAN PASIEN
GANGGUANPERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
Diagnosa keperawatan:
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
-     Strategi pertemuan 1
Tujuannya:
·        Klien dapat mengidentifikasi jenis halusinasi
·        Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi
·        Klien dapat mengidentifikasi waktu dan frekuensi halusinasi
·        Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
·        Klien dapat mengidentifikasi respon terhadap halusinasi
·        Klien dapat mengidentifikasi cara mengardik halusinasi
·        Klien dapat mengidentifikasi cara mengardik halusinasi dalam jadwal kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Tindakan Keperawatan
·        Mengidentifikasi jenis halusinasi
·        Mengidentifikasi isi halusinasi
·        Mengidentifikasi waktu dan frekuensi halusinasi
·        Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
·        Mengidentifikasi respon terhadap halusinasi
·        Mengidentifikasi menghardik halusinasi
·        Menganjurkan klien memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan-kegiatan proses pelaksanaan tindakan.
Orientasi
·        Selama teraupetik
Selamat pagi abang, kami perawat yang akan merawat abang selama 2 minggu di sini.perkenalan nama saya A....., perkenalkan juga ini teman-teman saya. Abang namanya siapa ? senang di panggil apa.
·        Evaluasi
Bagai mana perasaannya abang hari ini?apa keluhan bapak saat ini.
·        Kontrak
Baik bng, bagai mana kalo kita ngobrol-ngobrol sebentar. Ngobrol tentang suara yang abang dengar tapi wujudnya tidak ada dimana kita duduk bang?.....
Di depan bang??....berapa lama? ...bagaimana kalo 15 menit ?
Kerja
·        Mengidentifikasi jenis halusinasi
Apakah abang mendengar suarah tampah wujudnya.
·        Mengidentifikasi isi halusinasi
Kalo bole sayah tahu apa yang dikatakan suara-suaratersebut.
·        Mengidentifikasi watu dan frekuensi halusinasi
Apakah abng mendengar ? berapa kali suara itu muncol dalam 1 hari.
·        Menidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinas
Pada keadaan apa bapak mendengar suara itu? Apa yang bapak sarakan
·        Mengidentifikasi respon terhadap halusinasi
Apa yang abng rasakan saat mendengar suara itu dan apa yang bapak abng lakukan , bagai mana kalo kita belajar cara-cara mencegah suara itu muncul.
·        Mengajarkan menghardir halusinasi
Begini bang, untuk mengendalikan diri, walaupun suara-suara itu muncul, abng bisa lakukan dengan cara menghardik suara-suara tersebut, caranya sebagai berikut : saat suara itu muncul, langsung bapak bilang,pergi saya tidak mau dengar atau dengan membaca sahadat/istifar, dan bapak harus meyakini bahwa suara itu hanya suara palsu.
·        Menganjurkan memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Bagaimana kalo kita buat jadwal latihannya dalam jadwal kegiatan abang..?
Terminasi
Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
·        Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaimana perasaan abang setelah kita bercakap-cakap?
·        Evaluasi objektif (perawat)
Jadi suara-suara itu sering memanggil abang? Suara itu dating ketika bapak lagi sendiri?
Kontrak
Bang bagai mana kalo kita ketemu lagi besok dan berbincang-bincang tentang bagainmana mencegah suara-suara itu muncul, mau kan bang? Abang bisanya jam berapa? Bagai mana kalo jam 10.00 pagi aja? Abng maunya di mana? Oh yah di depan aja ya bang di ruangan perawat? Baiklah, sampai jumpah besok yah bang dan selamat pagi.

Strategi pertemuan II
Tujuan
·         Evaluasi jadwal kegiatan klien
·         Klien dapat memperaktekkan mengendalikan halusinasinya dengan cara bercakap-cakapdengan orang lain
·         Klien dapat memeasukkan kegiatan harian.
Tindakan Keperawatan
·         Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
·         Melatih klien mengendalikkan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
·         Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan.
Peroses pelaksanaan tindakan
Orientasi
·         Salam teraupeutik
Selamat pagi bang, wah lagi melakukan kegiatan apa itu?
·         Evaluasi
Bagai mana perasaan abng hari ini? Apakah bapak masi mendengar suara-suara bisikan yang tidak tampak wujutnya hari ini abng?.
·         Kontrak
Kemaren kan kami sudah berjanji untuk dating berbincang-bincang dengan abang, kita akan latihan untuk cara ke II untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain, kita akan berbicara 15 menit, siap bang.
Kerja
·         Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Coba kami lihat adwal kegiatan abng, mana yang belum di laksanakan bagus semuah sudah di lakukan ya.
·         Melatih klien mengendalikan halusinasinya dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, jadi kalo abng mulai mendengar suarasuara itu, lang sung saja bapak mencari teman untuk di ajak ngobrol. Minta temani dengan perawatuntuk ngobrol dengan abang.
·         Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan hariannya
Nah, abng masukan kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan harian abng.
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
·         Evaluasi subjektif (klien)
Bagai mana perasaan abng setelah kita berbincang-bincang tadi
·         Evaluasi objektif (perawat)
Bang , biasakan abng mengulang cara yang kita lakukan tadi?bagus ...sekali coba sekali lagi ya bang..bagus.
Tindakan Lanjut
abnga kamikan tidak setiap saat ada dekat bapak, jadi kalo suara-suara itu muncul lagi, bapak gunakan ang tadi ya.
Kontrak
Bagaimana kalo kita berbincang-bincang kita besok untuk membicarakan cara ke 3 dalam mengendalikan suara-suara, bapak maunya jam berapa? Di mana? Oh ya sudah besok jam 10 aja kita bertmuh lagi di sini, selamat pagi bang.
Setrategis pertemuan ke III
Tujuan
·         Evaluasi jadwal kegiatan hari ini
·         Klien dapat memperkenalkan mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegitan yang di lakukan di RSJ.
·         Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah di lakukan.
Tindakan Keperawatan
·         Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
·         Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukankegiatan yang bisah di lakukan di RS.
·         Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan
Proses pelaksanaan tindakan
Orientasi
·         Salam trapeutik
Selamat pergi bang, wah bagai mana perasaan bapak saat ini?
·         Evaluasi
Apakah bapak masi mendengar suara-suara itu? Apakah cera yang sudah di ajarkan kemaren telah bapak praktekan?.
·         Kontrak
Kemaren kami sudah berjajni untuk dating berbincang-bincang dengan abng, kita akan latihan untuk cara ketigah yaitu membuka jadwal kegiatan abang dari bangun pagi sampai tidur malam. Kita akan bicara selama 15 menit, siap bang?.
Kerja
·         Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Apa saja yang sudah abang lakukan setiap hari? Bagus ya..?
·         Melatih klien mengendalikan halusinasidengan melakaukan kegiatan yang biasa di lakukan di RSJ. Kalau boleh tau apa kegiatan abang pagi-pagi?...itu mulai jam berapa?..trus oh itu..banyak kegiatn abng. Baiklah hari ini kita latih kegiatan yang ke dua, bagus abang bisa melakukan. Nah, kegiatan ini bisa abang lakukan untuk mencega suara-suara tersebut muncul, kegiatan yang lain akan kitah latih lagi.
·         Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan hariannya
Nak abng masukan kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan harian bapak
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
·         Evaluasi subjektif (klien)
Bagai mana perasaan abang setelah kita berbincang-bincangtadi?
·         Evaluasi objektif (perawat)
Abng, bisakah abng mengulangi cara yang kita latihkan tadi? Bagus sekali ya abng.
Tindakan lanjut
Abng kami kan tidak setiap saat ada dekan abang, jadi nanti kalo suara-suara int muncul lagi, abang gunakan caa-cara yang tadi ya bang.


            Kontrak
            Bagai mana kalo kita berbincang-bicang kembali besok untuk membicarakan cara ke tiga dalam mengendalikan suara-suara, abang maunya jam berapa? Di mana oh ya sudah besok jam 10 pagi kita bertemu lagi di sini. Selamat pagi bang.
Strategi pertemuan IV
Tujuan
·         Klien mengerti kegunaan obat
·         Menjelaskan kegunaan obat
·         Klien dapat mengisi jadwal yang di berikan perawat
Tindakan keperawatan
·         Mengevaluasai latihan 1,2 dan 3
·         Menjelaskan kegunaan obat
·         Melatih klien minum obat dengan perinsip 5 benar
·         Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian
Peroses pelaksanaan tindakan
Orientasi
·         Salam terapeutik
Selamat pagi bang, wah lagi melakukan kegiatan apa ini bang?
·         Evaluasi
Bagai mana perasaan abang hari ini? Apakah abang mesi mendengar suara-suara bisikan yang tidak ada wujudnya hari ini bang?
Kontrak
Kemarin kan kami sudah berjanji untuk dating berbincang-bincang dengan abang, kita akan latihan bagaimana cara meminum obat dengan perinsip 5 benar. Kita akan latihan selama 15 menit, siap kan bang?
Kerja
·         Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Coba kami lihat jadwal harian abang, mana yang belum di lakukan? Bagus semua sudah abang lakukan ya.
·         Melatih klien cara meminum obat dengan perinsip 5 benar
Jadi setelah kita latihan untuk menghardik dan mengendalikan suara-suara yang abng dengar hari ini kita akan latihan bagimana cara meminum obat dengan perinsip 5 benar. Baiklah kita lakukan seperti yang perawat praktekkan tadi? Bagus abng bisa melakukannya.
·         Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan hariannya
Nah, abng masukan kedalam jadwal kegiatan harian abang.
            Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
·         Evaluasi subjektif (klien)
Bagai mana perasaan abang setelah kita berbincang-bincang tadi.
·         Evaluasi objektif (perawat)
Bang, bisakah abang mengulangi cara yang kita latihkan tadi? Bagus sekali ya bang.
            Tindakan
Bang kami tidak setiap saat ada dekat abng, jadi nanti kalo suara-suara itu muncul lagi, abang gunakan cara tadi yangkita pelajari.