1.1 KONSEP DASAR
MEDIS
1.1.1 Definisi
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang
baru lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu
(Wong, D,L, 2003).
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D,
2010).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian
besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan
ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000
gram.
1.1.2
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang
meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen
dari pertukaran melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi
pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu
melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida
merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas,
mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku.
Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen
dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena
umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena
sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan
sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui
umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup
dan menangis kuat, dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak
berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi
karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup
terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan,
janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang
berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya
dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai
peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D
juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera
setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari
peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim
UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6
Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang
sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari
pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat
mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi,
bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang
memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh
dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara
sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan
tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung.
Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air
keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas
dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara
langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon
dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih
berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif
banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini
menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu
dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan
gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat
bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf
dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan
diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka
janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat
dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan
bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan
kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih
bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini.
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan
mudah mengelupas, semua struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa
juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna
kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM
dan Leukosit lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir
14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar
18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb
janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada
pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran
seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah
relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan
berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan
saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak
melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.
Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis
telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
1.1.3
Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3,
neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir
(menurun bila ada sepsis).
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih
rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai
65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal).
d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama
kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e. Golongan darah RH.
(Marllyn. E, Doenges, 2001).
2. Terapi
a. Non Farmakologi
1) Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit
pertama dan menit kelima setelah dilahirkan)
2) Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian
suhu aksila
3) Penimbangan BB setiap hari
4) Jadwal menyusui
5) Higiene dan perawatan tali pusat
b. Farmakologi
1) Suction dan oksigen
2) Vitamin K
3) Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5%
atau tetrasimin 1%, perak nitral atau neosporin).
4) Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk
semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi
baru lahir adalah muskulus vastus lateralis.
(Bobak, M Irene, 2005)
1.2 KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
1.2.1
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari
pertama, bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah
bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah
lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan
dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis
dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar
antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat
berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60
kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan
darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama
setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara
36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya
halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak
tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut
verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa
kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota
tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis
kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu
vena umbilikalis. Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak
ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila
diberi rangsangan yang mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan
terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila
telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya
ditekankan pada bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi
disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan
sesuatu ke dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami
berat badan fisiologis. Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari
berat badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta
kental berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento
occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal
10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan
atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau
rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
1.2.2
Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah
lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan
dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi.
1.2.3
Intervensi
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya
distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara
secara bergantian 5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi
masalah dalm pemberian makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa
meningkat).
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah
lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin,
tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara
tepat dan cepat untuk menjaga air bayi tidak kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan
distress pernapasan( tremor, pucat, kulit dingin).
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan
dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR:
40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari
setelah mandi satu kali perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit
dari tanda-tanda infeksi.
4) Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam
atau kerusakan integritas kulit.
5) Ukur TTV setiap 4 jam.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda
dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Berikan infuse sesuai program
5) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa,
ubun-ubun, turgor kulit, mata
6) Monitor temperatur setiap 2 jam
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi.
Tujuan : orang tua mengetahui perawatan
pertumbuhan dan perkembangan bayi
Kriteria hasil:
1) Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi.
2) Oaring tua berpartisipasi dalam perawatan
bayi.
Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan
diskusi fisiologi, alasan perawatan dan pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah
periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat
orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan
interaksi bayi baru lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam
perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai
tanda-tanda hiperbilirubin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar