Created By : Erwin Saputra
landasan teoritis
landasan teoritis
1.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil.
Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum
dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).
1.2
Etiologi
gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini
disebabkan oleh faktor toksik. Juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inasisi. Beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis
sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena
pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Faktor organik
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
ini merupakan faktor organik.
c. Faktor alergi
Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
1.3 Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada
trimester I bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.
Mual menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan berkurang pula.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2000).
1.4 Manifestasi Klinis
Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual
yang masih fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada
tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut
berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
b. Tingkatan II
Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi
total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke,
dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
1.5 Komplikasi
Menurut Mansjoer (2000) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah
ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental
serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus.
1.6 Pencegahan
Menurut Mansjoer (2000) prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah
mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti
biskuit, roti kering dan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari
makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
1.7 Penatalaksanaan
Menurut Wikjosastro (2007) penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :
a. Obat-obatan
Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga
dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau khlorpromasin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi
saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
d. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B complek dan
vitamin C. Bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara
intravena.
e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk.
Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan
untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering
sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat
tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel
pada organ vital.
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien,
meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung
jawab, riwayat obstetri, dan riwayat kehamilan.
Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut
Doengoes (2001), yaitu :
a. Sirkulasi
Hipertensi
perdarahan
b. Integritas ego
Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.
c. Makanan/cairan
Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi (penambahan
yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes dependen-insulin
pada ibu :
Adanya gangguan pola makan (misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau
obesitas).
d. Keamanan
Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis). Adanya
gangguan kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna pada radiasi, kimia
toksik, atau infeksi teratogen (misal : rubela, toksoplasmosis, sitomegalo
virus, human immunodeficiency virus/AIDS dan PHS lain. infeksi pascanatal
(misal : meningitis, ensefalitis), kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal).
Presentasi bokong (khususnya pada anensefali).
e. Seksualitas
Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester pertama,
kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom. Trauma kelahiran atau
penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasi. Penggunaan
stimulan ovulasi seperti klomifen atau menotropins (pergonal).
f. Interaksi sosial
Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas). Rasa bersalah/menyalahkan diri
sendiri dan/atau pasangan yang membawa gen detektif.
g. Penyuluhan/pembelajaran
Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan genetik
atau penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik, hemofilia,
phenilketonuria, cacat kraniospinal, malformasi ginjal, talasemia, korea
huntington), penyimpangan pada keluarga (kanker, penyakit jantung, diabetes,
alergi), abnormalitas kongenital (sindrom down, retardasi mental, kerusakan
tubu neural) atau penyimpangan metabolik bawaan dari lahir (misal : penyakit
urin sirup maple, penyakit tay-sachs). Latar belakang etnik pada resiko
penyimpangan khusus (misal: black african, mediteranian, ashkenazin jewish).
Penggunaan obat (alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti
konvulsan).
2. Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan
klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (Hidayat, 2001).
Adapun prioritas diagnosa keperawatan
menurut Doengoes (2001), adalah :
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebih
d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu
f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal
berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi
normal.
4. Rencana/Perencanaan
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah :
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein
dan besi.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Tentukan keadekuatan
kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.
Dapatkan riwayat
kesehatan, catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun.
Pastikan tingkat
pengetahuan tentang kebutuhan diet.
Berikan informasi
tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin/zat
besi setiap hari.
Timbang berat badan
klien, pastikan berat badan pregravid biasanya.
Tinjau ulang frekuensi
dan beratnya mual/muntah kesampingkan muntah pernisiosa (hiperemesis
gravidarum).
Pantau kadar hemoglobin
(Hb)
Buat rujukan yang perlu
sesuai indikasi (misal : pada ahli diet, pelayanan sosial).
|
Kesejahteraan janin/ibu
tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun
sebelum kehamilan.
Remaja dapat cenderung
malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/diabetes
gestasional.
Menentukan kebutuhan
belajar khusus pada periode pranatal, laju basal metabolik meningkat 20%-25%.
Materi referensi yang
dapat dipelajari dirumah, meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
Ketidakadekuatan
penambahan berat badan pranatal dan/atau dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intra uterin.
Mual/muntah trimester I
dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode
kritis perkembangan janin.
Mengidentifikasi adanya
anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.
Mungkin diperlukan
bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi.
|
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Tujuan : ketidaknyamanan teratasi
Kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan
kenyamanan.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Catat adanya/derajat
rasa tidak nyaman minor.
Evaluasi derajat
ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal.
Anjurkan penggunaan bra
penyokong tinjau perawatan puting
Kaji adanya hemoroid.
Perhatikan keluhan-keluhan gatal, bengkak, perdarahan.
Instruksikan penggunaan
kompres es, panas.
Mual/muntah : anjurkan
meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun tidur.
Tambahkan suplemen
kalsium setiap hari bila asupan produk susu dikurangi
|
Memberikan informasi
untuk memilih informasi, petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan
dan nyeri.
Ketidaknyamanan selama
pemeriksaan internal dapat terjadi khususnya pada klien asing yang telah
mengalami infibulasi.
Memberikan sokongan
yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar, menguatkan jaringan
areolar.
Penurunan mortilitas
gastrointestinal, perubahan usus serta tekanan pada sistem pembuluh darah
oleh pembesaran uterus memberi kecendrungan terjadinya hemoroid.
Menurunkan
ketidaknyamanan dan bengkak, meningkatkan mortilitas G1.
Menurunkan kemungkinan
gangguan gastrik yang dapat disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada
lambung yang kosong.
Membantu dalam
memperbaiki keseimbangan kalsium/fostor dan menurunkan kram otot.
|
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebih.
Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan
frekuensi dan keparahan mual/muntah.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Tentukan frekuensi/beratnya
mual/ muntah
Tinjau ulang riwayat
kemungkinan masalah medis lain.
Anjurkan klien
mempertahankan masukan/haluaran tes urine, dan penurunan berat badan setiap
hari.
Kaji suhu dan turgor
kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan/ haluaran.
Anjurkan peningkatan
masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang
sedikit.
|
Memberikan data
berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon gonadotropin
korionik (HcG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan mortilitas
gastrik memperberat mual muntah pada trimester I.
Membantu dalam
mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
Membantu dalam
menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol
Indikator dalam membantu
untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
Membantu dalam
meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
|
d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan : kebutuhan energi terpenuhi, letih berkurang
Kriteria hasil : melaporkan adanya peningkatan energi.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
|
Tentukan siklus
tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas
dan diri sendiri.
Anjurkan tidur
siang 1 sampai 2 jam setiap hari, 8 jam tidur malam.
Pantau kadar
Hb, jelaskan peran zat besi dalam tubuh, anjurkan mengkonsumsi suplemen zat
besi setiap hari sesuai indikasi.
|
Membantu
menyusun prioritas yang realistik dan waktu untuk menguji komitmen.
Istirahat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
Kadar Hb rendah
mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.
|
e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.
Tujuan : nutrisi ibu dan janin terpenuhi
Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan sendiri dan
janin.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Diskusikan pentingnya
kesejahteraan ibu.
Diskusikan tingkat
aktivitas normal dan latihan, anjurkan latihan secukupnya bukan latihan berat.
Tinjau ulang kebiasaan
dua budaya diet klien.
Kaji terhadap
kemungkinan resiko tinggi berkenaan dengan kelainan genetik.
Berikan informasi
tentang hal yang dapat mengakibatkan terjadinya perkembangan abnormal seperti
sinar-x, alkohol, nikotin, virus hidup yang dilemahkan, kelompok virus
STORCH.
Diskusikan bentuk
transmisi infeksi tertentu.
Anjurkan penghentian
penggunaan tembakau.
Kaji perkembangan
uterus melalui pemeriksaan internal.
|
Kesejahteraan janin
secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama
trimester I. Saat perkembangan sistem organ paling rentan terhadap cedera
dari faktor lingkungan/keturunan.
Aliran darah ke uterus
dapat menurun sampai 70% karena latihan keras.
Malnutrisi pada ibu
dihubungkan dengan IUGR pada janin dan bayi berat badan lahir rendah.
Klien yang beresiko
terhadap kelainan genetik tertentu dapat membutuhkan tes untuk menentukan
apakah janin terpengaruh.
Membantu klien membuat
keputusan/pilihan tentang perilaku/ lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan.
Di Amerika Serikat,
toxoplasma gondii paling sering di transmisikan pada feses kucing, budaya
lain melalui makanan mentah atau daging tidak dimasak dengan tepat.
Merokok mempengaruhi sirkulasi
plasenta. Scor apgar rendah pada kelahiran.
Memberikan informasi
tentang gestasi janin, mengidentifikasi kehamilan multipel.
|
f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan berhubungan dengan
kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal.
Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi,
kebutuhan-kebutuhan individu
Kriteria hasil : menjelaskan perubahan fisiologi/psikologi normal berkaitan
dengan kehamilan trimester pertama.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Buat hubungan
perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
Evaluasi pengetahuan
dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan fisiologi/psikologi
yang normal pada kehamilan.
Identifikasi siapa yang
membuat dukungan/instruksi dalam kebudayaan klien.
Berikan hubungan
antisipasi, meliputi diskusi tentang nutrisi, latihan, tindakan yang nyaman,
istirahat, pekerjaan, perawatan payudara, aktivitas seksual, dan
kebiasaan/gaya hidup sehat.
Jawab pertanyaan
tentang perawatan dan pemberian makan bayi.
Identifikasi tanda
bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri abdomen akut, sakit kepala
dan tekanan pelvis.
Identifikasikan hal
yang membahayakan pada janin.
|
Peran penyuluh/konselor
dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meninngkatkan tanggung jawab
individu terhadap kesehatan.
Memberi informasi untuk
membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana perawatan.
Membantu menjamin
kualitas/kontinuitas asuhan karena orang pendukung mungkin lebih berhasil
daripada dokter/perawat/ bidan dalam memberikan informasi.
Informasi mendorong
penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan keinginan untuk melakukan
perawatan diri.
Memberikan informasi
yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.
Membantu klien membedakan
yang normal dan abnormal sehingga membantunya dalam mencari perawatan
kesehatan pada waktu yang tepat.
Janin paling rentan
dalam trimester I selama periode kritis perkembangan organ.
|
referensi dr mn, gan?
BalasHapus