LANDASAN TEORITIS
A. KONSEP
DASAR
1. Defenisi
Halusinasi
Halusinasi
adalah suatu persepsi yang salah oleh panca indra tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal (cook dan tontain, esentialis of mental health
nursing, 2001).
Halusinasi
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola
stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal atau eksternal)
disertai dengan suatu pengurangan, berlebih-lebihan, disertai atau kelainan
berespon terhadap stimulus. (merry c. thousand, alih bahasa novy Helena c.
daulina 1990, hal : 156).
2.
Klasifikasi Halusinasi
Pada
klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karateristik
tertentu, diantaranya:
- Halusinasi pendengaran:
karateristik
ditandai dengan mendengar suara, terutama suara-suara orang biasanya klien
mendengar suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang di pikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
- Halusinasi penglihatan
Kerateristik
dengan adanya stimulus penglihatan dengan bentuk pancaran cahaya, gambaran
geometric, gambaran kartun dan atau panaroma yang luas dan kompleks,
penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
- Halusinasi penghidu
Kerateristik
ditandai dengan adanya bau busuk amis dan bau yang menjijikan seperti Darah,
urine, atau feses kadang-kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke,
tumor, kejang dan sebagainya.
- Halusinasi perbal
Kerateristik
ditandai dengan ada rasa sakit atau tidak enak tampa stimulus yang terlihat
contoh mrasakan sensasi listerik dating dari tanah, benda mati atau orang lain.
- Halusinasi pengecap
Kerateristik
di tandai dengan merasakan sakit sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan.
- Halusinasi sensorik
Kerateristik
di tandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena
atau arteri, makanan di cerna atau pembentukan urine.
3. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan halusinasi
a.Faktor predisposisi
- Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak,susunan
syaraf-syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gangguan yang mungkin
timbul adalah hambatan dalam belajar bicara,daya ingat dan muncul prilaku
menarik diri.
- Psicologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon psikologis klien,sikap atau keadan yang mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah: penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien.
- Sosial budaya
Kondisi social budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosbud ( perang, kerusuhan, bencana alam )
dan kehidupan yang terisolasi dan disertai stress.
b. Faktor presipitasi
Secara
umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya humbungan
yang bermusuhan,tekanan,isolasi,peraasanan tidak berguna,putus asa dan tidak
berdaya.
4.
Penatalaksanaan Medis Pada
Halusinasi
Penatalaksanaan
klien skizofrenial adalah dengan pemberian obot-obatan dan tindakan lain yaitu:
- psikofarmakologi
Obat-obatan
yang lazim digunsksn ada gejala halusinasi pendengatan yang merupaakan gejala
fisikosis pada klien skizofrenial adalah obat-obatan anti fsikosis. adapun
kelompok umum yang di gunakan adalah:
Klas Kimia
|
Nama Genetic (Danger)
|
Dosis Harian
|
Fenotiazin
|
Asetofenazin (Tidal)
Klpromazin (Tolazine)
Flufenazin (Prolixin-Permiti)
Mesoridazin (Serentil)
Perpenazin (Trilapon)
Proklorperazin
(kompazin)
Tiodazine (mellaril)
Trifluoferazin (stelazine)
Trifluoperazine (vesprin)
|
60-120
mg
30-800
mg
1-40
mg
30-400
mg
12-64
mg
15-150
mg
40-1200 mg
150- 800 mg
2-40 mg
60-150 mg
|
Tioksanten
|
Kloprofiksen (tarctan)
Titiksen (navane)
|
75-600 mg
8-30 mg
|
Butirofenon
|
Haloperidol (haldol)
|
1-100 mg
|
Dibenzondiazepin
|
Klozapin (klorazil)
|
300-900 mg
|
Dibendokasazepin
|
Loksapin (lokitane)
|
20-150 mg
|
Dihidroindolon
|
Morindone (moban)
|
15-225 mg
|
Table 2.1, terapi
obat-obatan pada gangguang halusinasi
- Terapi kjang listrik/ elektro compulsive terapy (ECT)
- Teravi aktivitas kelompok ( TAK ).
B.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a. Faktor
predisposisi
1)
Teori Biologis
-
Penelitian-penelitian
dikemukakan oleh Heston 1997, Gesman 1970 telah mengidentifikasikan bahwa
factor-faktor genetic yang pasti mungkin terlihat dalam perkembangan suatu
kelainan psikologis tampak pada individu yang berada pada resiko tinggi
terhadap kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga
dengankalainan yang sama.
-
Secara
relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin
pada kenyataan merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian
hipotalamus sel-sel pyramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita
skizofrenia, tetapi sel-sel tersebut dalam otak orang-orang yang tidak
mengalami skizofrenia tampak terrsusun rapi (Scheibel, 1991).
-
Teori
biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamine neurotransmitter, yang
diperkirakan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan
dan pemecahan asosiasi-asosiasi yang umum diobservasi pada psikois (Hollandswerth,
1990).
2)
Teori Psikososial
-
Teori
system keluarga. Dikemukakan oleh Bowen, 1978
Mengembangkan perkembangan
skizofrenia pada suatu perkembangan disfungsi keluarga, kunflik diantara suami
istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini pada anak akan menghasilkan kelas
yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil
mengakibatkan timbulnya suatu hubungan saling mempengaruhi yang berkembang
antara orang tua, dan anak-anak harus meninggalkan ketergantungan totalnya pada
orang tua dan masuk pada masa dewasa dimana anak ini tidak akan dapat memenuhi
ptugas perkembangan masa dewasanya.
-
Teori
Interpersonal. Dikemukakan oleh Sullivan, 1952
Menyatakan bahwa orang yang
mengalami psikosis akan menghasilkan suatu hubungan orang tua, anak yang penuh
ansietas tinggi. Anak menerima pesan-pesan
yang membigungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk rasa ppercaya pada
orang lain. Bila tingkat ansietas tinggi dipertahankan maka konsep anak akan
mengalami ambivalen, merupakan suatu kemunduran dalam psikosis memberikan
tanda-tanda ansietas dan rasa tidak aman suatu hubunga yang intim atau akrab
-
Teori
Psikodinamik. Dikemukakan oleh Hartman 1964
Menegaskan bahwa psikosis adalah
hasil dari suatu ego yang lemah, perkembangan yang menghambat oleh suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua dan anak karena ego menjadi
lemah. Penggunaan mekanisme pertahankan ego pada waktu ansietas yang ekstrim
menjadi sesuatu yang adaptif dam prilakunya seringkali merupakan penampilan
dari segmen individu dalam kepribadian.
b. Presipitas
atau Faktor Pencetus
1.
Biologis
Stressor biologis yang berhubungan
dengan respon neurobiologik yang mal adaptif termasuk :
-
Gangguan
dalan peraturan umpan balik otak yang megatur proses informasi
-
Abnormalitas
pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidak mempuan untuk
menanggapi rangsangan. (Stuart gail Wiscar, hal 310).
2. Perilaku
Bibir komat-kamit, tertawa sendiri,
bicara sendiri, kepala mengangguk-angguk seperti mendengan sesuatu, tiba-tiba
menutup telinga, gelisah, bergerak seperti mengambil sesuatu, tiba-tiba marah
dan menyerang, duduk terpaku atau memandang suatu arah, menari sendiri.
3. Mekanisme
Koping
Perilaku yang mewakili upaya
melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan
respon neurobiologik termasuk :
-
Regrei
berhugungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi
ansietas, hanya memiliki sedikit energy yang tertinggal untuk hidup
sehari-hari.
-
proyeksi
sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi
-
menarik
diri. (Stuart Gail Wizcarz. Hal 312).
2. Diagnosa
Keperawatan
Pada proses keperawatan jiwa dijelaskan
bahwa sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai
pohon masalah. Agar penentuan pohon masalan dapat dipahami dengan jelas,
penting untuk diperhatika tiga komponen
yang terdapat pada pohon masalah, yaitu : penyyebab (cause), masalah
utama (core problem) dan effet (akibat).
Masalah utama adalah prioritas masalah
klien dan beberapa masalah yang dimiliki
oleh klien umumnya masalah uutama berkaitan erat dengan alas an masuk
atau keluha utama.
Penebab adala salah satu dari beberapa
masalah klien yang merupakan penyebab masalah utama. Masalah ini pula dapat
disebabkan oleh salah satu masalah yang lain, deikian seterusnya.
Akibat adalah salah satu dari beberapa
masalah klien yang merupakan efek atau akibat dari masalah utama. Efek ini
dapat pula menyebabkan efek lain.
Diagnose keperawatan pada klien dengan
perubahan sensori persepsi halusinasi adalah :
1.
perubahan
persepri sensori halusnasi
2.
isolasi
social menarik diri
3.
resiko
tinggi kekerasan
4.
gangguan
pola tidur
5.
kurang
perawatan diri
6.
koping
keluarga inefektif
3. Perencanaan dan implementasi (strategi
pertemuan)
STRATEGI
PERTEMUAN DENGAN PASIEN
GANGGUANPERSEPSI
SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
Diagnosa
keperawatan:
Gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
-
Strategi pertemuan 1
Tujuannya:
·
Klien
dapat mengidentifikasi jenis halusinasi
·
Klien
dapat mengidentifikasi isi halusinasi
·
Klien dapat mengidentifikasi waktu dan frekuensi
halusinasi
·
Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
·
Klien dapat mengidentifikasi respon terhadap halusinasi
·
Klien dapat mengidentifikasi cara mengardik halusinasi
·
Klien dapat mengidentifikasi cara mengardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Tindakan
Keperawatan
·
Mengidentifikasi
jenis halusinasi
·
Mengidentifikasi
isi halusinasi
·
Mengidentifikasi
waktu dan frekuensi halusinasi
·
Mengidentifikasi
situasi yang menimbulkan halusinasi
·
Mengidentifikasi
respon terhadap halusinasi
·
Mengidentifikasi
menghardik halusinasi
·
Menganjurkan klien memasukan cara menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan-kegiatan proses pelaksanaan tindakan.
Orientasi
·
Selama
teraupetik
Selamat
pagi abang, kami perawat yang akan merawat abang selama 2 minggu di
sini.perkenalan nama saya A....., perkenalkan juga ini teman-teman saya. Abang namanya siapa ? senang di
panggil apa.
·
Evaluasi
Bagai
mana perasaannya abang hari ini?apa keluhan bapak saat ini.
·
Kontrak
Baik bng, bagai mana kalo kita
ngobrol-ngobrol sebentar. Ngobrol tentang suara yang abang dengar tapi wujudnya
tidak ada dimana kita duduk bang?.....
Di
depan bang??....berapa lama? ...bagaimana kalo 15 menit ?
Kerja
·
Mengidentifikasi
jenis halusinasi
Apakah
abang mendengar suarah tampah wujudnya.
·
Mengidentifikasi
isi halusinasi
Kalo
bole sayah tahu apa yang dikatakan suara-suaratersebut.
·
Mengidentifikasi
watu dan frekuensi halusinasi
Apakah
abng mendengar ? berapa kali suara itu muncol dalam 1 hari.
·
Menidentifikasi
situasi yang menimbulkan halusinas
Pada
keadaan apa bapak mendengar suara itu? Apa
yang bapak sarakan
·
Mengidentifikasi
respon terhadap halusinasi
Apa yang abng rasakan saat mendengar
suara itu dan apa yang bapak abng lakukan , bagai mana kalo kita belajar
cara-cara mencegah suara itu muncul.
·
Mengajarkan
menghardir halusinasi
Begini bang, untuk mengendalikan
diri, walaupun suara-suara itu muncul, abng bisa lakukan dengan cara menghardik
suara-suara tersebut, caranya sebagai berikut : saat suara itu muncul, langsung
bapak bilang,pergi saya tidak mau dengar atau dengan membaca sahadat/istifar,
dan bapak harus meyakini bahwa suara itu hanya suara palsu.
·
Menganjurkan memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Bagaimana
kalo kita buat jadwal latihannya dalam jadwal kegiatan abang..?
Terminasi
Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
·
Evaluasi
subyektif (pasien)
Bagaimana
perasaan abang setelah kita bercakap-cakap?
·
Evaluasi
objektif (perawat)
Jadi
suara-suara itu sering memanggil abang? Suara itu dating ketika bapak lagi
sendiri?
Kontrak
Bang bagai mana kalo kita ketemu lagi besok
dan berbincang-bincang tentang bagainmana mencegah suara-suara itu muncul, mau kan bang? Abang bisanya jam
berapa? Bagai mana kalo jam 10.00 pagi aja? Abng maunya di mana? Oh yah di
depan aja ya bang di ruangan perawat? Baiklah, sampai jumpah besok yah bang dan
selamat pagi.
Strategi
pertemuan II
Tujuan
·
Evaluasi
jadwal kegiatan klien
·
Klien dapat memperaktekkan mengendalikan halusinasinya
dengan cara bercakap-cakapdengan orang lain
·
Klien dapat memeasukkan kegiatan harian.
Tindakan
Keperawatan
·
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian
·
Melatih klien mengendalikkan halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain
·
Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan.
Peroses
pelaksanaan tindakan
Orientasi
·
Salam
teraupeutik
Selamat pagi bang, wah lagi melakukan kegiatan apa itu?
·
Evaluasi
Bagai mana perasaan abng hari ini? Apakah bapak masi mendengar suara-suara
bisikan yang tidak tampak wujutnya hari ini abng?.
·
Kontrak
Kemaren kan kami sudah
berjanji untuk dating berbincang-bincang dengan abang, kita akan latihan untuk
cara ke II untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain,
kita akan berbicara 15 menit, siap bang.
Kerja
·
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian
Coba kami lihat adwal
kegiatan abng, mana yang belum di laksanakan bagus semuah sudah di lakukan ya.
·
Melatih
klien mengendalikan halusinasinya dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain,
jadi kalo abng mulai mendengar suarasuara itu, lang sung saja bapak mencari
teman untuk di ajak ngobrol. Minta temani dengan perawatuntuk ngobrol dengan
abang.
·
Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan hariannya
Nah, abng masukan kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan harian abng.
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap
tindakan keperawatan
·
Evaluasi
subjektif (klien)
Bagai mana perasaan abng setelah kita berbincang-bincang tadi
·
Evaluasi
objektif (perawat)
Bang , biasakan abng
mengulang cara yang kita lakukan tadi?bagus ...sekali coba sekali lagi ya
bang..bagus.
Tindakan
Lanjut
abnga kamikan tidak setiap saat ada dekat bapak, jadi kalo suara-suara itu
muncul lagi, bapak gunakan ang tadi ya.
Kontrak
Bagaimana kalo kita berbincang-bincang kita besok untuk membicarakan cara
ke 3 dalam mengendalikan suara-suara, bapak maunya jam berapa? Di mana? Oh ya
sudah besok jam 10 aja kita bertmuh lagi di sini, selamat pagi bang.
Setrategis pertemuan ke III
Tujuan
·
Evaluasi
jadwal kegiatan hari ini
·
Klien dapat memperkenalkan mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegitan yang di lakukan di RSJ.
·
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah di lakukan.
Tindakan
Keperawatan
·
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien
·
Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan
melakukankegiatan yang bisah di lakukan di RS.
·
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan
Proses
pelaksanaan tindakan
Orientasi
·
Salam
trapeutik
Selamat pergi bang, wah bagai mana perasaan bapak saat ini?
·
Evaluasi
Apakah bapak masi mendengar suara-suara itu? Apakah cera yang sudah di
ajarkan kemaren telah bapak praktekan?.
·
Kontrak
Kemaren kami sudah
berjajni untuk dating berbincang-bincang dengan abng, kita akan latihan untuk
cara ketigah yaitu membuka jadwal kegiatan abang dari bangun pagi sampai tidur
malam. Kita akan bicara selama 15 menit, siap bang?.
Kerja
·
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian
Apa saja yang sudah abang lakukan setiap hari? Bagus ya..?
·
Melatih klien mengendalikan halusinasidengan melakaukan
kegiatan yang biasa di lakukan di RSJ. Kalau boleh tau apa kegiatan abang
pagi-pagi?...itu mulai jam berapa?..trus oh itu..banyak kegiatn abng. Baiklah
hari ini kita latih kegiatan yang ke dua, bagus abang bisa melakukan. Nah,
kegiatan ini bisa abang lakukan untuk mencega suara-suara tersebut muncul,
kegiatan yang lain akan kitah latih lagi.
·
Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan hariannya
Nak abng masukan kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan harian bapak
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
keperawatan
·
Evaluasi
subjektif (klien)
Bagai mana perasaan abang setelah kita berbincang-bincangtadi?
·
Evaluasi
objektif (perawat)
Abng, bisakah abng mengulangi cara yang kita latihkan tadi? Bagus sekali ya
abng.
Tindakan lanjut
Abng kami kan tidak
setiap saat ada dekan abang, jadi nanti kalo suara-suara int muncul lagi, abang
gunakan caa-cara yang tadi ya bang.
Kontrak
Bagai
mana kalo kita berbincang-bicang kembali besok untuk membicarakan cara ke tiga
dalam mengendalikan suara-suara, abang maunya jam berapa? Di mana oh ya sudah
besok jam 10 pagi kita bertemu lagi di sini. Selamat pagi bang.
Strategi
pertemuan IV
Tujuan
·
Klien
mengerti kegunaan obat
·
Menjelaskan
kegunaan obat
·
Klien dapat mengisi jadwal yang di berikan perawat
Tindakan
keperawatan
·
Mengevaluasai
latihan 1,2 dan 3
·
Menjelaskan
kegunaan obat
·
Melatih klien minum obat dengan perinsip 5 benar
·
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan
harian
Peroses
pelaksanaan tindakan
Orientasi
·
Salam
terapeutik
Selamat pagi bang, wah lagi melakukan kegiatan apa ini bang?
·
Evaluasi
Bagai mana perasaan abang hari ini? Apakah abang mesi mendengar suara-suara
bisikan yang tidak ada wujudnya hari ini bang?
Kontrak
Kemarin kan kami sudah berjanji untuk dating berbincang-bincang dengan
abang, kita akan latihan bagaimana cara meminum obat dengan perinsip 5 benar. Kita akan latihan selama 15 menit,
siap kan bang?
Kerja
·
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian
Coba kami lihat jadwal harian abang, mana yang belum di lakukan? Bagus semua sudah abang lakukan ya.
·
Melatih klien cara meminum obat dengan perinsip 5 benar
Jadi setelah kita latihan untuk menghardik dan mengendalikan suara-suara
yang abng dengar hari ini kita akan latihan bagimana cara meminum obat dengan
perinsip 5 benar. Baiklah kita lakukan seperti yang perawat praktekkan tadi?
Bagus abng bisa melakukannya.
·
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan
hariannya
Nah, abng masukan kedalam jadwal kegiatan harian abang.
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
·
Evaluasi
subjektif (klien)
Bagai mana perasaan abang setelah kita berbincang-bincang tadi.
·
Evaluasi
objektif (perawat)
Bang, bisakah abang mengulangi cara yang kita latihkan tadi? Bagus sekali ya bang.
Tindakan
Bang kami tidak setiap
saat ada dekat abng, jadi nanti kalo suara-suara itu muncul lagi, abang gunakan
cara tadi yangkita pelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar