1.1 Konsep dasar medis
1.1.1
Definisi
Imperforaten
ani + rectovaginal fistel adalah menyatunya saluran anus pada alat kelamin
(vagina) ini terjadi karena kelainan bawaan, bias yang bersatu dengan saluran
vagina atau tidak menyatu tetapi pada dasarnya penyakit ini di sebut atresia
ani. (sumber Purwanto. 2001 RSCM) diunduh 27 juni 2011.
Atresia
ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang
memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak
sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk
anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum. (sumber Purwanto. 2001
RSCM) diunduh 27 juni 2011.
Colostomi
adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan
permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau
menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
“asuhan
keperawatan ini difokuskan pada diagnose medis post of colostomy”
maka pada pembahasan berikutnya akan di bahas mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnose medis post of colostomy.
1.1.2
Etiologi
Colostomy dilakukan
karena tidak adanya lubang anus atau pasien
yang di diagnose dengan atresia ani (bagi
bayi dan anak-anak). Pada orang dewasa, pembuatan colostomy di sebabkan
karena keadaan patologis.
1.1.3
Patofisiologi
Atresia
ani & keadaan patologis
↓
Tidak
adanya saluran untuk feses keluar dari tubuh
↓
Terjadi
gangguan pada proses eliminasi
↓
Feses
menumpuk dan terjadinya distensi abdomen
↓
Dilakukannya
tindakan operasi pembuatan anus buatan (colostomy)
↓
Post
of colostomy
1.1.4
Manifestasi
klinis
Nyeri
akut pada abdomen
1.1.5
Komplikasi
·
Prolaps, merupakan
penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.
·
Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang
mengalami penonjolan
·
Prolaps dapat terjadi oleh adanya
faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon
yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan
tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.
·
lritasi Kulit. Hal ini
terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim
pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit
yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.
·
Diare. Makin ke
proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya
normal.
·
Stenosis Stoma Kontraktur
lumen terjadi penyempitan dari celahnya
yang akan mengganggu pasase normal feses.
·
Pendarahan Stoma
·
Eviserasi. Dinding stoma
terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah
·
lnfeksi luka operasi
·
Sepsis dan kematian. Untuk mencegah
komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca
bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.
1.1.6
Perawatan
colostomy
Persiapan
alat:
·
Sarung tangan
·
Handuk mandi
·
Air hangat
·
Sabun mandi
·
Tissue
·
Kantong colostomy
·
Bengkok/plastik keresek untuk tempat sampah
·
Kassa
·
Vaselin
·
Spidol
·
Plastik untuk guide size (mengukur stoma)
·
Gunting
Pelaksanaan
·
Dekatkan alat-alat ke klien
·
Pasang selimut mandi
·
Dekatkan bengkok ke dekat klien
·
Pasang sarung tangan
·
Buka kantung lama
·
Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan
sabun atau air hangat
·
Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue
atau kassa
·
Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar
feces yang keluar lagi tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
·
Ukur stoma dengan guide size untuk memilih
kantung stoma yang sesuai
·
Pasang kantong stoma
·
Pastikan kantong stoma merekat dengan
baik dan tidak bocor
·
Buka sarung tangan
·
Bereskan alat-alat
·
Cuci tangan
(taken From MATkul KMB – AAB
BAndung) diunduh 27 juni 2011
1.2 Konsep dasar keperawatan
2.2.1
Pengkajian
Keadaan
stoma :
Warna
stoma (normal warna kemerahan)
Tanda2
perdarahan (perdarahan luka operasi)
Tanda-tanda
peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese)
Posisi
stoma
Apakah
ada perubahan eliminasi tinja :
Konsistensi,
bau, warna feces
Apakah
ada konstipasi / diare
Apakah
feces tertampung dengan baik
Apakah
pasien dapat mengurus feces sendiri
Apakah
ada gangguan rasa nyeri :
Keluhan
nyeri ada/tidak
Hal-hal
yang menyebabkan nyeri
Kualitas
nyeri
Kapan
nyeri timbul (terus menerus / berulang)
Apakah
pasien gelisah atau tidak
Apakah
kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Tidur
nyenyak/tidak
Apakah
stoma mengganggu tidur/tidak
Adakah
faktor lingkungan mempersulit tidur
Adakah
faktor psikologis mempersulit tidur
1.3
Asuhan keperawatan
Diagnose keperawatan yang mungkin mucul
·
Potensial terjadinya gangguan eliminasi tinja
(konstipasi atau diare b/d kemungkinan diet yang tidak balans yang ditandai,
dengan ….
·
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d gangguan mekans
kulit akibat tindakan operasi, ditandai dengan ….
·
Gangguan rasa nyaman b/d BAB yang tidak
terkontrol, yang ditandai dengan ….
·
Gangguan istirahat dan tidur b/d adanya rasa
takut pada keadaan stoma, ditandai dengan ….
·
Potensial gangguan nutrisi b/d ketidaktahuan
terhadap kebutuhan makanan
·
Gangguan konsep diri (gambaran diri, peran) b/d
belum dapat beradaptasi dengan stoma dan perubahan anatomis, yang ditandai
dengan ….
·
Potensial ggn integritas kulit b/d
terkontaminasinya kulit dengan feces, ditandai dengan ….
·
Disfungsi seksualitas b/d perubahan struktur
tubuh, yang ditandai dengan ….
·
Potensial terjadinya infeksi b/d adanya
kontaminasi luka dengan feces, yang ditandai dengan ….
·
Cemas b/d takut terisolasi dari orang lain ….
·
Keterbatasan aktifitas b/d klien merasa takut
untuk melakukan aktifitas karena stoma.
Tujuan
dan Intervensi
Agar pasien dapat
BAB dengan teratur :
·
Hindari makan makanan berefek laksatif
·
Hindari makan makanan yang menyebabkan
konstipasi (makanan yang keras)
·
Kolaborasi dengan ahli gizi masalah menu
makanan
·
Kontrol makanan yang dibawa dari rumah
·
Berikan minum yang cukup (2-3 1t/hari)
·
Pola makan yang teratur (3 kali sehari)
Agar rasa nyeri
dapat berkurang :
·
Catat pemberian medikasi pada saat intra
operatif
·
Evaluasi rasa nyeri dan karakteristiknya
·
Beri pengertian pada klien agar rasa nyeri
diterima sebagai suatu yang wajar dlm batas tertentu
·
Berikan analgetik sebagai tindakan kolaborasi
Agar klien dapat
tidur/istirahat yang cukup :
·
Jelaskan, stoma tidak akan terbuka pada saat
tidur
·
Amati faktor lingkungan yang mempersulit tidur
·
Amati faktor psikologis yang mempersulit tidur
Agar kebutuhan
nutrisi terpenuhi :
·
Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menu
makanan
·
Berikan gizi yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan
·
Berikan motivasi agar tidak merasa takut
menghabiskan makanannya
Agar tidak
terjadi gangguan konsep diri :
·
Berikan dorongan semangat yang membesarkan
hati
·
Hindari sikap asing pada keadaan penyakit
pasien
·
Arahkan agar klien mampu merawat diri sendiri
·
Beri penjelasan agar klien dapat menerima
keadaan dan beradaptasi terhadap stomanya
·
Hindarkan perilaku yang membuat pasien
tersinggung (marah, jijik, dll)
Agar kebutuhan
seksualitas dapat terpenuhi :
·
Beri penjelasan bahwa klien boleh melakukan
hubungan seksual dengan wajar
Agar tidak
terjadi gangguan integritas kulit :
·
Lakukan teknik perawatan baik (bersih)
·
Lindungi kulit dengan pelindung kulit (vaselin
/ skin barier) disekitar stoma
·
Letakan alas (kasa) yang dapat menyerap aliran
feces
Untuk menghindari
infeksi sekunder :
·
Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada
stoma
·
Ajarkan klien tentang personal hygiene dan
perawatan stoma
Untuk menghindari
rasa cemas :
·
Berikan keyakinan bahwa klten mampu
beradaptasi dengan lingkungan (masyarakat)
Agar klien tidak
takut melakukan aktifitas
·
Berikan penjelasan masalah aktifitas yang
tidak boleh dilakukan (olah raga sepak bola, lari)
·
Bila akan melakukan aktifitas kantong stoma
diberi penyangga (ikat pinggang)
Evaluasi
·
Kebersihan stoma dan sekitarnya terjaga dengan
baik :
Tidak ada
tanda-tanda infeksi
Tidak tampak
tanda-tanda gangguan integritas kulit
Stoma tidak
mengalami penurunan
·
Klien dapat BAB dengan teratur dan lancar :
Frekuensi BAB
teratur (1-2 kali sehari)
Pola BAB teratur
Tidak ada
diare/konstipasi
·
Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :
KIien dapat tidur
tenang (6-8 jam sehari)
Tidak ada faktor
lingkungan dan psikologis yang mempersulit tidur
Klien kelihatan
segar (tidak mengantuk)
·
Rasa nyeri dapat diantisipasi oleh klien
sendiri
a.Tidak ada
keluhan rasa nyeri
b. Wajah tampak
ceria
·
Nutrisi dapat terpenuhi
Klien mau
menghabiskan makanan yang diberikan
Tidak ada penyulit
makan
BB seimbang
·
Tidak terjadi gangguan integritas kulit :
Tidak tampak
tanda-tanda gangguan integritas kulit (lecet)
·
Kebutuhan seksual terpenuhi
Isteri/Suami mau
mengerti keadaan klien
·
lnfeksi tidak terjadi
Tidak ada
tanda-tanda infeksi (rnerah, nyeri,
bengkak, panas)
·
Klien tidak cemas :
Klien terlihat
tenang dan memahami keadaanya
·
Aktifitas klien tidak terganggu
Klien dapat
melakukan aktifitas yang dianjurkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar